Lo Kheng Hong adalah investor yang sukses hanya dengan berinvestasi saham. Dia lahir di Jakarta pada tanggal 20 Februari 1959. Selama perjalanannya dalam berinvestasi, ia memilih menjadi investor jangka panjang daripada investasi jangka pendek. Dalam artikel ini, kami akan membagikan daftar saham Lo Kheng Hong yang pernah dimilikinya.
Apa Saja Daftar Investasi Saham Lo Kheng Hong?
Berikut ini daftar saham Lo Kheng Hong yang perlu anda ketahui, antara lain:
CFIN
PT Clipan Finance Indonesia Tbk (CFIN) adalah anak perusahan dari Panin Group yang bergerak di bidang sewa pembiayaan dan anjak piutang. Menurut Lo Kheng Hong, valuasi harga saham CFIN murah, dan perusahaan ini juga didukung oleh induk perusahaannya, yaitu PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) atau Bank Panin.
Berdasarkan daftar pemegang efek di dari BEI, Lo Kheng Hong memiliki 204.491.000 unit saham CFIN atau setara dengan 5,13% kepemilikan. Harga saham CFIN pada penutupan sesi I melesat 9,38% ke level Rp 350/unit pada perdagangan awal pekan ini, dan nilai transaksi saham ini ialah sebesar Rp 16.10 miliar. Jadi, total investasi Lo Kheng Hong di saham ini mencapai hingga Rp 71,57 miliar.
MBAI
Pada tahun 2005, Lo Kheng Hong membeli saham MBAI dari emiten PT Multibreeder Adirama Indonesia Tbk yang merupakan salah satu perusahaan pakan ternak dan produsen ayam ternak di Indonesia dengan hasil produk utamanya ialah day old chicks (DOC) atau anak ayam yang baru menetas. Pada saat itu, harga per lembar sahamnya Rp250.
Dalam waktu 6 tahun, dia sukses meraup cuan senilai Rp 194 miliar dari saham MBAI. Saat itu, peluang masih terbuka lebar, karena ada kasus flu burung yang membuat panik para investor, sehingga mereka melongsorkan harga saham perusahaan yang terkait dengan ayam.
Pada tahun 2011, harga saham perusahaan Multibreeder Adirama Indonesia naik menjadi Rp31,500, dan karena penggabungan usaha dan akan delisting, sehingga saham Lo Kheng Hong dijual. Diketahui, dia memperoleh keuntungan 126 kali atau 12,600 persen, dan memiliki 8,29 persen total saham MBAI.
UNTR
Lo Kheng Hong juga pernah memiliki saham PT United Tractors Tbk (UNTR) yang dibeli seharga Rp250 per lembar saham pada tahun 1998. Padahal, saat itu harga saham sedang anjlok dan uangnya minim. Lalu pada tahun 2004, dia menjualnya seharga Rp1,350, namun harga setelah stock split. Jika dihitung, dia meraup keuntungan hingga 6,000 persen.
Selama 6 tahun Lo Kheng Hong menginvestasikan uangnya pada saham ini, dan sangat percaya dengan konsep value investing, sehingga ia bisa sukses. Lo Kheng Hong pernah menceritakan pengalamannya saat menghadapi krisis 1998. Saat itu, dia nyaris bangkrut karena kekayaan uangnya menyusut 85% hanya 15% saja.
Dia mengungkapkan alasannya membeli saham UNTR ini, yaitu karena harganya pada saat itu Rp 250 per saham, dan laba usaha per saham ialah Rp 7.800. Namun, pada saat itu pergerakan saham UNTR sempat mandek di angka Rp 400 per saham. Akhirnya dia menjual saham UNTR pada tahun 2004 atau enam tahun kemudian dengan harga Rp 15.000 per saham.
MBSS
PT Mitrabahtera Segara Sejati Tbk adalah perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan jasa pengiriman, seperti kargo, penumpang, pengangkutan minyak dari kilang minyak, kapal, biro pengiriman dari perusahaan pelayaran luar negeri, dan sebagainya. Adapun saham yang dimiliki oleh Lo Kheng Hong untuk MBSS adalah sebesar 5,549 persen pada tahun 2016.
Dari saham ini, dia mengantongi keuntungan hingga Rp10 miliar jika harga sedang meroket. Sebelumnya, saham yang dimiliki Lo Kheng Hong adalah PT Polychem Indonesia Tbk (ADMG), PT Japfa Comfeed Tbk (JPFA), PT Rig Tenders Indonesia Tbk (RIGS), PT Gadjah Tunggal Tbk (GJTL), PT Charoen Pokphand Tbk (CPIN), dan PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK).
PNLF
Pria yang mendapat julukan Warren Buffet Indonesia ini juga tercatat mengempit 884,05 juta lembar saham PNLF atau setara dengan 2,76 persen saham sejak akhir 2020. Lo Kheng Hong kembali mengakumulasi saham PNLF, sehingga porsi kepemilikannya naik menjadi 3,24 persen per 31 Desember 202, dan dia telah memegang saham PT Paninvest Tbk (PNIN) ini selama 16 tahun.
Pada Oktober 2021, Lo Kheng Hong juga memiliki 3 saham perusahaan di Grup Panin, yaitu Clipan Finance (CFIN), Paninvest, dan Panin Financial (PNLF). Ketiga perusahaan tersebut saling terkait, PNIN memiliki 62% saham PNLF, PNLF memiliki 48% saham PNBN, dan PNBN sendiri memiliki 51% saham CFIN.
PTRO
Perusahaan ini bergerak di bidang konstruksi, teknik, pertambangan dan jasa. Saat ini, Petrosea menyediakan jasa pertambangan terpadu pit-to-port atau life-of-mine service di sektor industri batubara, minyak dan gas bumi di Indonesia. Pemegang saham dari Petrosea Tbk antara lain: Indika Energy Tbk (INDY) (69,80%) dan Lo Kheng Hong (10,60%).
Namun, saham Lo Kheng Hong di PT Petrosea Tbk yang dijual dalam penawaran tender wajib alias tender offer saham PTRO yang digelar oleh PT Caraka Reksa Optima (CRO). Sebelumnya, per Juni 2022, Lo Kheng Hong diketahui memiliki 151.460.600 saham PTRO atau setara dengan 15,02%.
TBLA
Lo Kheng Hong juga merupakan salah satu pemegang saham TBLA, tapi jumlahnya di bawah 5%, sehingga tidak tercatat di keterbukaan informasi. TBLA adalah salah emiten yang bergerak di industri pertanian, seperti perkebunan sawit dan sejenisnya. Hasil produksinya ialah minyak sawit mentah (CPO), produk olahan sawit lainnya seperti margarin, sabun dan biodiesel.
Selain memproduksi produk olahan minyak sawit, TBLA juga memproduksi gula putih serta gula rafinasi, gula mentah yang diproses menjadi gula rafinasi. Produk-produk olahan CPO seperti minyak goreng hingga gula TBLA dipasarkan dengan nama dagang yang sudah tidak asing lagi di telinga, yaitu Rose Brand.
TBLA masih tergolong murah dengan valuasi harga pasar dibandingkan nilai buku (PBV) sebesar 0,87 kalim, dan valuasi harga dibandingkan laba bersih alias PER sebesar 9,05 kali. Jadi, masih ada kemungkinan jika saham ini akan dilirik oleh para investor berbasis nilai, seperti Lo Kheng Hong.